- Nilai = 1 untuk Bidak
- Nilai = 3 untuk Kuda
- Nilai = 3 untuk Gajah
- Nilai = 5 untuk Benteng
- Nilai = 9 untuk Menteri
Bagaimana dengan Raja, berapa nilai yang dimiliki Raja?
Raja adalah buah yang sangat tidak ternilai harganya, karena kehilangan Raja berarti kalah. Raja tidak boleh ditukar atau dipukul justru kita harus melindungi raja kita, seperti pembahasan kita pada artikel yang berjudul "langkah buah catur dan cara memukul" jika raja kita dipukul, maka permainan dianggap selesai dan kita kalah, tentu kita tidak ingin hal seperti itu terjadi.
Gajah dan Kuda nilainya sama (sama-sama nilai 3). Karena itu kita bisa menukar Kuda lawan dengan Gajah atau menukar Gajah lawan dengan Kuda, secara materi kita tidak rugi.
Tetapi jika kita kehilangan Benteng (Nilai 5) dan sebagai gantinya Cuma mendapat Kuda atau Gajah (yang sama-sama memiliki nilai 3) maka secara materi lagi kita rugi. Kerugian semacam ini lazim disebut “Kalah Kualitas”.
Sebaliknya jika kita berhasil memperoleh Benteng lawan sebagai pertukaran dengan Kuda atau Gajah, kita mendapat keunggulan yang disebut “Menang Kualitas”. Supaya seimbang, tentu saja satu Benteng ( yang memiliki nilai 5) sekurang-kurangnya harus ditukar dengan satu Kuda atau satu Gajah (yang memiliki nilai 3) ditambah dengan dua bidak (yang memiliki nilai nilai 2).
Demikian pula Menteri (yang memiliki nilai 9) kalau terpaksa ditukar hendaklah paling sedikit dengan dua Gajah + satu Kuda, atau dengan satu Benteng + satu Gajah.
Dua Benteng (bernilai 10) tentu rugi jika ditukar dengan satu Menteri (nilai 9). Hitunglah baik-baik nilai buah ini kalau akan melakukan tukar menukar buah dengan pihak lawan.
Yang perlu pula diingat ialah bahwa nilai buah ini tidak mutlak sifatnya. Pada suatu ketika, mungkin saja kita rela mengorbankan Menteri untuk satu kuda atau hanya satu bidak. Hal itu baik dilakukan bila misalnya Raja lawan dapat kita tangkap sehingga kemenangan dapat kita rebut.
Menteri, Benteng, Gajah, Kuda termasuk Golongan Perwira. Sedangkan Bidak dapat dianggap sebagai prajurit biasa. Kalau dikatakan seorang pemain menang perwira, berarti dia berhasil “Menculik” lawan tranpa kehilangan perwira sendiri.
Menteri dan Benteng sering pula disebut sebagai Perwira Berat. Sedangkan Gajah dan Kuda sering disebut Perwira Ringan. Perwira berat mampu menangkap Raja lawan dengan bantuan Raja sendiri. Satu perwira ringan tidak mampu berbuat demikian.